Salah satu akhlak terpuji yang diajarkan oleh islam adalah berinfaq, yaitu dengan memberikan sebagian dari harta yang kita miliki untuk orang-orang yang membutuhkan. Sungguh wahai kaum muslimin, jika kita mau melihat kepada orang-orang dibawah kita dalam tingkatan ekonomi, maka akan kita dapatkan banyak dari kaum muslimin yang membutuhkan uluran tangan dari saudaranya seiman walau hanya dengan seribu rupiah. Inilah faedah dari perintah Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- yang telah diterangkan dalam Sabdanya,
“Lihatlah kepada orang yang dibawahmu, dan janganlah kamu lihat kepada orang yang diatasmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Lihatlah kepada orang yang dibawahmu, dan janganlah kamu lihat kepada orang yang diatasmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perintah Nabi diatas mengandung banyak faedah untuk kita telusuri. Salah satu faedah agung yang bisa kita ambil adalah saat kita menerapkan konsep diatas, maka kita akan mendapatkan begitu banyak dari saudara kita yang membutuhkan uluran tangan atau bantuan dari kita. Nah, saat itulah hati kita akan tergerak untuk menginfakkan sebagian dari harta yang kita miliki.
Teladan yang baik
Coba sejanak kita menelusuri kehidupan para sahabat -ridhwanallahum- yang mereka semua terkenal dengan ummatus shadaqah.
Coba sejanak kita menelusuri kehidupan para sahabat -ridhwanallahum- yang mereka semua terkenal dengan ummatus shadaqah.
Teladan pertama: Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau sosok yang gemar berinfaq, ketika membebaskan beberapa budak dan juga ketika persiapan jaisyul ‘usrah (pasukan sulit), untuk perang tabuk. Sampai-sampai Rasulullah bertanya kepada beliau, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?”. Maka dia menjawab: “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Abu Dawud: 1678)
Teladan kedua: Utsman bin Affan. Sosok yang mulia ini, tidak pernah berat untuk berinfak di jalan Allah, berapapun besarnya harta yang diinfakkan. Beliau keluarkan seribu dinar (emas) dan 300 ekor unta guna menyiapkan Jaisyul ‘Usrah, pasukan perang ke Tabuk, yang berjumlah tidak kurang dari 30.000 pasukan. Sambil membolak-balikan emas yang Utsman -radhiallahu ‘anhu-infakkan, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَاضَرَّعُثْمَانَمَاعَمِلَبَعْدَالْيَوْمِ
“Tidaklah membahayakan bagi Utsman apapun yang dia lakukan sesudah hari ini.” (Karena sesungguhnya dia telah diampuni”
Allahu Akbar! Betapa indah sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- mengiringi pengorbanan Utsman bin Affan -radhiallahu ‘anhu-. Allah –subhanahu wata’ala- terima infak itu, Allah pelihara dengan tangan kanan-Nya yang mulia dan Dia lipat gandakan pahala untuknya.
Allahu Akbar! Betapa indah sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- mengiringi pengorbanan Utsman bin Affan -radhiallahu ‘anhu-. Allah –subhanahu wata’ala- terima infak itu, Allah pelihara dengan tangan kanan-Nya yang mulia dan Dia lipat gandakan pahala untuknya.
Teladan ketiga: Abdurrahman bin Auf. Salah satu kejadiannya juga saat perang tabuk, jika Utsman menginfakkan seperti tersebut diatas, maka Abdurahman bin Auf ketika menjelang Perang Tabuk mempelopori dengan menyumbang dana sebesar 200 Uqiyah Emas.
1 uqiyah emas = 31,7475 gr emas. Maka coba anda jumahkan sendiri berapa semuanya.
Dan subhanallah disaat menjelang wafatnya, beliau mewasiatkan 50.000 dinar untuk infaq fi Sabilillah.
1 uqiyah emas = 31,7475 gr emas. Maka coba anda jumahkan sendiri berapa semuanya.
Dan subhanallah disaat menjelang wafatnya, beliau mewasiatkan 50.000 dinar untuk infaq fi Sabilillah.
Manfaat dari sedekah
Amalan yang paling utama dan paling mulia
Bersedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-.
“Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.Tangan diatas adalah yang memberi dan tangan dibawah adalah yang menerima” (HR. Muslim)
Amalan yang paling utama dan paling mulia
Bersedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-.
“Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah.Tangan diatas adalah yang memberi dan tangan dibawah adalah yang menerima” (HR. Muslim)
Pahala yang tiada henti
Orang yang berinfaq akan mendapatkan pahala yang tiada henti disisi Allah –subhanahu wata’ala-. Pahala bersedekah akan terus mengalir sampaipun seorang anak Adam telah masuk keliang lahat, pahala sedekah ini akan terus mengiringinya.
“Apabila seorang anak Adam meninggal dunia maka akan terputus segala amalannya, kecuali tiga perkara, diantaranya: sedekah jariah” (HR. Muslim no.1631)
Orang yang berinfaq akan mendapatkan pahala yang tiada henti disisi Allah –subhanahu wata’ala-. Pahala bersedekah akan terus mengalir sampaipun seorang anak Adam telah masuk keliang lahat, pahala sedekah ini akan terus mengiringinya.
“Apabila seorang anak Adam meninggal dunia maka akan terputus segala amalannya, kecuali tiga perkara, diantaranya: sedekah jariah” (HR. Muslim no.1631)
Apapun yang kita infaqkan dijalan Allah, janganlah merasa dirugikan. Tanamkan pada diri kita bahwa disisi Allah terdapat ganti yang lebih mulia daripada yang kita infaqkan.
Mendapat naungan Allah saat berada dipadang mahsyar
Padang mahsyar merupakan tempat berkumpul seluruh umat manusia setelah hari kebangkitan, semua amalan akan diperlihatkan dipadang mahsyar, hari hisabpun akan berlanjut disana. Saat itu tak ada seorangpun yang mendapatkan naungan kecuali siapa saja yang dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya. Dan orang yang gemar berinfaq ia akan menjadi salah satu orang yang mendapat lindungan Allah –subhanahu wata’ala-. Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadist Nabi –shallallahu ‘alaihi wasllam-,
“Tujuh golongan yang mendapat lindungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungannya. Disebutkan diantaranya: Seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya (dari penglihatan manusi), sampai tangan kirinya pun tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya” (HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Padang mahsyar merupakan tempat berkumpul seluruh umat manusia setelah hari kebangkitan, semua amalan akan diperlihatkan dipadang mahsyar, hari hisabpun akan berlanjut disana. Saat itu tak ada seorangpun yang mendapatkan naungan kecuali siapa saja yang dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya. Dan orang yang gemar berinfaq ia akan menjadi salah satu orang yang mendapat lindungan Allah –subhanahu wata’ala-. Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadist Nabi –shallallahu ‘alaihi wasllam-,
“Tujuh golongan yang mendapat lindungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungannya. Disebutkan diantaranya: Seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya (dari penglihatan manusi), sampai tangan kirinya pun tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya” (HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Ganjaran yang berlipat
Sedekah yang kita infaqkan pula akan berlipat ganda pahala yang diberikan oleh Allah –subhanahu wata’ala-. Allah –subhanahu wata’ala- mengabarkan dalam firman-Nya,
“Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas maha mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261)
Sedekah yang kita infaqkan pula akan berlipat ganda pahala yang diberikan oleh Allah –subhanahu wata’ala-. Allah –subhanahu wata’ala- mengabarkan dalam firman-Nya,
“Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas maha mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261)
Investasi yang paling berharga
Inilah investasi (tabungan) untuk akhirat. Inilah investasi yang sebenarnya, demi masa depan yang akan kita hadapi kelak. Sebuah amalan yang akan membantu kita dipadang mahsyar dan untuk meringankan kita dari siksa api neraka.
Inilah investasi (tabungan) untuk akhirat. Inilah investasi yang sebenarnya, demi masa depan yang akan kita hadapi kelak. Sebuah amalan yang akan membantu kita dipadang mahsyar dan untuk meringankan kita dari siksa api neraka.
Sebagian orang takut untuk mengeluarkan uangnya demi sebuah kebaikan karena berkurang dari hartanya walau hanya sekedar memberikan seribu rupiah kepada orang yang membutuhkan, harus mikir dulu. Apalagi untuk memberi lebih dari itu. Ini sungguh nista.
Orang yang bersifat bakhil dan tidak mau memikirkan orang lain, merupakan orang yang sangat tercela dalam agama islam. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk bersifat bakhil.
“Jagalah diri kalian dari siksa api neraka, walaupun dengan bersedekah separuh kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6023 dan Muslim no. 2346)
Sudah berapa banyak hadits yang telah sampai kepada kita tentang keutamaan infaq dan shadaqah. Namun masih sangat sulit dalam pengamalannya.
Solusi bagi yang nggak punya harta!
Banyak orang yang mengeluhkan, nggak bisa bersedekah karena nggak punya uang. “saya miskin”, “saya hanya pas-pasan”, “kalo saya kaya saya akan bersedekah sebanyak-banyaknya”. Dan berbagai ungkapan lainnya yang sering tersebar dikalangan masyarakat. Namun, apakah ini akan menjadi solusi hanya dengan mengeluh dan berangan-angan, tentu jawabannya adalah tidak!
Banyak orang yang mengeluhkan, nggak bisa bersedekah karena nggak punya uang. “saya miskin”, “saya hanya pas-pasan”, “kalo saya kaya saya akan bersedekah sebanyak-banyaknya”. Dan berbagai ungkapan lainnya yang sering tersebar dikalangan masyarakat. Namun, apakah ini akan menjadi solusi hanya dengan mengeluh dan berangan-angan, tentu jawabannya adalah tidak!
Kondisi inipun terjadi dimasa Nabi –shallallahu ‘alihi wasallam-, saat sekelompok orang-orang miskin mendatangin Nabi –shallallahu’alaihi wasallam- untuk mengadu nasib. Perihal ini digambarkan dalam hadits Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam-,
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata kepada Rasulullah:“Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan memborong banyak pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami mengerjakan shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka”. Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Bukankah Allah –suhnahu wata’ala- telah menjadikan kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan?. Ketahuilah sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid juga sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan dan mencega dari kemungkaran juga sedekah, bahkan persetubuhan yang kalian lakukan dengan istri juga bernilai sedekah” (HR. Muslim no. 2376)
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata kepada Rasulullah:“Wahai Rasulullah, orang-orang kaya pergi dengan memborong banyak pahala. Mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami mengerjakan shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka”. Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Bukankah Allah –suhnahu wata’ala- telah menjadikan kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan?. Ketahuilah sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid juga sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan dan mencega dari kemungkaran juga sedekah, bahkan persetubuhan yang kalian lakukan dengan istri juga bernilai sedekah” (HR. Muslim no. 2376)
Saudaraku…
Jadi tidak ada alasan jika kita mengatakan saya nggak bisa bersedekah. Semuanya yang kita lakukan dalam amalan kebaikan
adalah sedekah. Dan infaq atau sedekah harta lebih utama dari itu semua.
Jadi tidak ada alasan jika kita mengatakan saya nggak bisa bersedekah. Semuanya yang kita lakukan dalam amalan kebaikan
Marilah kita gemarkan bersedekah dimulai dari diri kita sendiri. Janganlah merasa dirugikan walau hanya dengan beberapa ribu dari harta yang kita miliki. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan naungan-Nya diakhirat kelak pada hari dimana tidak ada lindungan kecuali naungan-Nya. Amin ya Rabbal ‘aalamin
Wallahua’alam bisshowab.
Wallahua’alam bisshowab.
Thanks udah mau koment di blog sederhana ini EmoticonEmoticon