Setelah masuk islam, para mualaf itu
lantas menangisi orang tua mereka yang telah wafat dalam keadaan memeluk
agama selain islam. Mereka berkata, “Kemanakah kalian wahai kaum
muslimin? Mengapa kalian datang terlambat? Kemana kalian selama ini?”
Kata-kata ini membuat beliau menangis lantaran menyesali keterlambatan
dakwah beliau di desa tersebut. Tokoh yang selama 29 tahun, engan izin
Allah, berhasil mengislamkan 11 juta orang di Benua Afrika itu merasa
bertanggung jawab atas mereka yang wafat dalam kondisi kufur.
Itulah sepenggal kisah yang dinukil oleh
penulis buku ini. Melalui artikel berjudul “Mereka Menanti Kita”,
penulis mengingatkan dan mengajak kaum Muslimin bajwa berdakwah
merupakan tugas setiap Muslim. Penulis yang juga seorang dai keliling
Indonesia dan setiap tahun selama beberapa bulan berkhidmat di Jeddah,
Arab Saudi, menegaskan bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban dai,
ustadz, atau orang-orang yang paham agama. Konotasi dakwah tidak hanya
terbatas pada majelis taklim.
Dakwah seharusnya menjadi komitmen
setiap Muslim untuk menyebarkan Islam kepada orang-orang terdekatnya dan
menyebar ke lingkungannya. Buku ini berisi tentang kisah nyata yang
menggugah dan kumpulan mutiara nasehat. Melalui bukunya penulis berupaya
menyemangati kaum Muslimin agar selalu optimis dan menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi umat. Ia berupaya memotivasi kaum Muslimin agar lebih
sungguh-sungguh dalam menggapai hidayah bagi orang lain, serta berusaha
semaksimal mungkin mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk pulang ke
negeri akhirat.
Hal itu ditegaskan oleh Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam dalam sabda Beliau, ‘Sesungguhnya yang akan
kembali kepada orang yang beriman dari amal dan kebaikannya setelah ia
wafat adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shaleh yang ia
tinggalkan, mushaf Alquran yang ia wakafkan, masjid yang ia bangun,
rumah yang ia bangun untuk perantau, sungai (air) yang ia alirkan,
sedekah yang ia keluarkan dari hartanya saat ia sehat dan masih hidup,
(pahala seluruh amal dan kebaikan itu) akan sampai kepadanya setelah ia
wafat.” (HR Ibnu Majah)
Secara keseluruhan buku tersebut memuat
tujuh artikel yang sebagian besar ditulis oleh penyusun saat berada di
Jeddah, Jumadil Akhir – Dzulqa’dah 1434 H (Maret – September 2013).
Artikel pertama berjudul “Jalan Lurus” tentang makna doa memohon jalan
lurus. Kedua, “Orang-orang yang Paling Merugi”, berisi makna surah
al-Kahfi ayat 103. Berikutnya, “Jadilah Dokter, Bukan Hakim” yang
bertutur tentang cara berdakwah dengan bijaksana dan sikap penyayang
saat mengharap hidayah bagi semua orang.
Artikel keempat berjudul “Tidak Ada Daya
dan Kekuatan Kecuali dengan Pertolongan Allah”. Artikel kelima, “Kisah
Amar Bugis”, yang penuh inspirasi dan hikmah. Berikutnya, “Bahaya Ambisi
terhadap Kehormatan”, dan ditutup dengan artikel ketujuh berjudul
“Mereka Menanti Kita”
Thanks udah mau koment di blog sederhana ini EmoticonEmoticon